BUNGKAM Kesombongan Abu Janda! Inilah Kisah Hidup Ustadz Felix Siauw dan Karyanya yang Menginspirasi

BUNGKAM Kesombongan Abu Janda! Inilah Kisah Hidup Ustadz Felix Siauw dan Karyanya yang Menginspirasi
Ust. Felix Siauw dan Ust. Abdullah Hadrami

Moslemcommunity.net- Felix Siauw, sebuah nama unik dan khas Tionghoa yang akhir-akhir ini mencuat bak roket meluncur ke angkasa. Terlebih “aksinya” dalam acara ILC TV One, 5 Desember 2017 silam. Kecerdasannya berhasil “menghempaskan” si Abu Janda yang sering kali menyerang pemikiran dan personal Felix Siauw di sosial media. Baik Felix Siauw dan Abu Janda belum pernah satu forum diskusi / bertemu di dunia nyata, hanya terkadang Abu Janda me-mention Felix Siauw di postingannya. Seperti yang sudah kita saksikan bersama, Felix Siauw telah membungkam kesombongan Abu Janda di acara ILC lalu.

Namun, siapakah sosok Felix Siauw ini? Kecerdasannya seakan-akan melampaui “usia ke-muallafan-nya”. Berikut kami sajikan sekilas tentang Felix Siauw :

Felix Yanwar Siauw adalah seorang Islamic Inspirator, ia juga adalah seorang ustadz. Pria kelahiran Palembang 31 Januari 1984 pada awalnya bukan lah seorang muslim. Ia lahir dalam lingkungan keluarga katolik tionghoa. Kegelisahan dan pencarian nya akan tuhan dan nilai-nilai ketuhanan akhirnya menuntun nya untuk menjadi seorang muslim ketika ia menjalani masa kuliah di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ketika menjadi ustadz dan motivator muslim, setiap program-programnya disusun sedemikian rupa sehingga membangkitkan nilai-nilai ilahiah didalam diri setiap individu sehingga mampu dan mau menjalani hidup dan beraktivitas dengan mulia. Al-Qur’an dan As-Sunnah selalu menjadi landasannya dalam menginspirasi aktivitasnya maupun mengubah performa setiap individu yang mengikuti program-programnya.


Biodata Ustadz Felix Siauw
Felix Yanwar Siauw adalah nama dari ustadz yang belakangan mulai banyak dikenal masyarakat. Ustadz Felix tidak hanya dikenal sebagai seorang pendakwah naum juga merangkap sebagai inspirator dan penulis buku.

Ia lahir di Palembang 31 Januari 1984, Felix lahir dalam keluarga katolik tionghoa. Ia menghabiskan masa kecilnya dalam pendidikan sekolah Kristen sampai tingkan SMA. Namun, kegalauan nya dalam mencari tuhan dan nilai-nilai ketuhanan sudah ia rasakan ketika duduk di kelas 3 SMP. Saat itu banyak pertanyaan yang menggantung di otak nya dan ia tidak mendapatkan jawaban dari ilmu dan agama yang ia anut saat itu.

Lulus SMA, Felix memutuskan untuk melanjutkan pendidikan nya di bangku Universitas. Jalan hidup akhinya mendaratkan kaki Felix di Kota Bogor. Ya, Felix melanjutkan kuliah di IPB, tepatnya di Fakultas Pertanian.

Felix Siauw mulai berhenti melakukan pencarian agama semasa kuliah di IPB. Tepatnya pertengahan tahun 2002. Saat itu dia baru menginjak semester tiga. Rasa bosannya untuk selalu tinggal di tempat yang sama. Dia kemudian memutuskan pindah ke kosan yang mayoritas ditempati mahasiswa Muslim.

Ada tiga pertanyaan yang hingga saat itu dia masih belum menemukan jawaban: setelah meninggal manusia akan pergi ke mana? Untuk apa manusia diciptakan? Dari mana asal mula alam semesta?

Kemudian, teman kosnya mengajak Felix untuk menemui seorang ustaz. Ia tak langsung menyetujui ajakan kawannya karena saat itu Felix masih memandang negatif ustaz, seperti pemimpin agama lain. Ketika itu dia hanya memercayai Tuhan tanpa memiliki agama, meskipun dibesarkan di tengah keluarga Katolik yang taat.

Kawan satu kosnya tak berputus asa sehingga terus meyakinkan pria berkulit putih itu untuk mau menemui ustaz. Akhirnya Felix menyerah dan setuju bertemu dengan ustaz tersebut. Felix kemudian menemukan pandangan mengenai Islam yang berbeda dari sebelumnya.

Islam telah menjawab tiga pertanyaan besarnya. Konsep dunia dan akhirat dengan gamblang diajarkan di Islam, yang tidak ditemukannya di agama lain.

Kemudian, Felix mempelajari Alquran. Dia pun dibuat kagum dengan wahyu Allah ini. Meskipun saat itu dia masih menduga kitab ini buatan manusia, ayat Alquran memberikannya petunjuk, seperti surah al-Baqarah ayat 23 bahwa Alquran bukanlah lelucon dan bukan buatan manusia.

Materi Dakwah
“Apa yang Ustaz Felix dakwahkan di luar di hadapan jamaahnya, di hadapan keluarga juga sama bahwa Islam adalah agama yang benar,” kata Ummu Alila, istri Felix.

Islam bukan sebatas ritual, tetapi juga pedoman dan inspirasi kehidupan. Dengan memegang teguh Islam, seseorang akan memahami konsep penciptaan alam raya, bagaimana manusia menjalani kehidupan ini, dan seperti apa ajaran benar yang harus menjadi pedoman.

Islam yang dipelajarinya mengajak masyarakat untuk bersinergi membangun kebaikan, bukan berkonfrontasi yang mengakibatkan permusuhan. Felix selalu berusaha menginspirasi masyarakat luas untuk memegang teguh tauhid sebagai ruh kehidupan.

Sejak Ustaz Felix memeluk Islam, kedua orang tuanya memang syok dan marah. Mereka tidak terima anaknya meninggalkan agama yang sudah dibawa sejak lahir. Namun, amarah itu dipahami Felix sebatas bentuk rasa kecewa. Lambat laun perasaan itu akan berubah jika memahami langkah kehidupan sang anak yang yakin akan pendiriannya.

Ustaz Felix tidak pernah sampai diusir, seperti yang terjadi pada mualaf lain. Malah, mereka masih menyambut Felix dengan anak istrinya saat berkunjung. Silaturahim dengan keluarga masih tetap terjaga, meskipun di tengah silaturahim pasti akan ada diskusi di antara keduanya tentang Islam.

Ayah mertua selalu menjadi teman setia Felix membahas kondisi yang dihadapi anak. Masalah yang menjadi kendala saat ustaz berdakwah selalu dibicarakan bersama. “Ayah mertua saya sangat paham mengenai Islam dan pekerjaan yang dilakukan suami saya untuk berdakwah dengan caranya, dia amat berbesar hati bahkan mendukung secara materil,” kata wanita berdarah Jawa ini.

Pernah satu ketika, saat ingin berdakwah, mereka kehabisan bensin. Lalu, ayah Felix membantu mereka mengisikan bensin. Sang ayah sangat paham mengenai ajaran Islam karena saat bertemu mereka selalu mendiskusikannya.

“Apa itu syariah, hukum Islam, ajaran-ajaran Islam, ayah mertua saya paham, hanya menunggu bersyahadat saja, tetapi hingga saat ini memang hidayah dan taufik belum sampai kepadanya,” kata dia.

Apalagi, ketika dakwah Ustaz Felix saat ini mendapatkan beberapa pertentangan, ayahnya tetap mendukungnya. Felix selalu diingatkan agar setiap berdakwah tidak boleh pasang tarif dan jangan mengharapkan sesuatu usai berdakwah. Dakwah harus dilakukan karena Allah semata.

Sementara itu, ibu yang melahirkan Felix masih tetap berusaha agar anakna kembali kepada agama sebelumnya. Pengaruh ini ditanamkan dari kerabat dan keluarga besar lainnya. Ummu Alila memang mengakui, sebagai ibu, sikapnya yang seperti itu adalah rasa kekhawatiran terhadap anak laki-lakinya.

Ibunya tidak ingin anaknya tersakiti saat berdakwah. Sehingga, dia berharap sekalipun tetap konsisten pada Islam, Ustaz Felix dapat berdakwah dengan damai dan tidak radikal. Ummu Alila meyakini suaminya berada dalam jalur yang tepat dalam berdakwah. Hanya saja, pengaruh dari luar menghakimi suaminya dengan berbagai fitnah.

Setiap ada ajakan untuk kembali kepada agama leluhurnya, Felix selalu meminta berdiskusi dengan pemuka agama keluarganya. Namun, mereka tidak berani berhadapan dengan Ustaz Felix.

“Tolong undang seorang pastur, mari berdiskusi dengan Felix, jika pastur itu yang benar maka Felix rela kembali ke agama yang dahulu, tetapi jika Felix yang benar maka sebaliknya, mama bisa memeluk Islam,” pernyataan Ustaz Felix yang didengar Ummu Alila.

Dukungan Istri dan Anak
Sejak berkomitmen untuk mewakafkan dirinya berdakwah, Felix Siauw memberitahukan kepada anak dan istri bahwa jalan tersebut akan selalu dipegangnya. Konsisten dalam berdakwah adalah komitmen untuk menyiarkan ajaran Allah ke berbagai belahan dunia.

Felix berpesan kepada anak-anak, ketika ayahnya keluar rumah untuk berdakwah, kemudian suatu saat tidak pulang ke rumah, maka mereka harus menjaga ibunya dengan baik. Pesan itu yang selalu diingatkan kepada anak-anaknya.

Saat dakwahnya kini mendapatkan kendala, Ummu Alila terus memberikan dukungan. Justru dengan penolakan, makin banyak umat Islam yang mendukung suaminya.

Mereka yang tadinya berjalan sendiri-sendiri dengan harakahnya kini mulai bersatu mendukung Felix. Penolakan dakwah yang dialami suaminya justru makin menguatkan tekad mereka dan alim ulama lainnya bahwa mereka tidak sendiri.

Ummu Alila bersyukur anak-anaknya tidak terpengaruh dengan masalah yang dihadapi sang suami saat berdakwah. “Anak-anak saya masih kecil, hanya Alila yang berusia 10 tahun, mereka juga mengerti apa yang dilakukan abinya adalah berdakwah di jalan Allah,” kata dia.

Anak-anak Felix memang tak tersentuh oleh gawai dan televisi. Sehingga, berita negatif tak sampai kepada mereka. Begitu juga di sekolah, anak mereka justru mendapat dukungan dari guru, orang tua murid, dan teman-teman untuk terus berdakwah. Tak ada di antara mereka yang melakukan perundungan seperti yang dilakukan warganet di media sosial.

 Karya Tulis Felix Siauw :

“Beyond The Inspiration”
“Muhammad Al-Fatih 1453”
“How To Master Your Habits”
“Udah Putusin Aja”
“Yuk Berhijab”
“The Chronicles of Ghazi: Rise Of The Ottomans”
“Khilafah* *Remake”

(kaffah.net)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel